Telaah Buku: Usaha Berbasis Komunitas: dari Yogyakarta untuk Morotai


Kesenjangan ekonomi di berbagai daerah di Indonesia mirisnya masih sukar dikikis. Sebuah buku berjudul Usaha Berbasis Komunitas: dari Yogyakarta untuk Morotai yang merupakan tulisan dari hasil penelitian lapangan yang topiknya serupa ini, agaknya berusaha memberi gambaran bagaimana rentannya kesenjangan ekonomi di Maluku, khususnya di Morotai. Selain itu terlihat ada upaya penyelamatan dari peneliti untuk potensi kerentanan tersebut dengan membandingkan komunitas-komunitas ekonomi yang sedang up di Yogyakarta. Peneliti dalam buku tersebut, menggunakan metode penelitian yang mendukung 
Morotai, dengan posisi strategisnya sebagai jalur perdagang dunia sekaligus sendi ekonomi regional, hendaknya tida lagi di lihat sekilas lalu mengabaikannya. Kawasan Ekonomi Khusus Morotai idealnya dibekali dengan Community-based Interprise (CBE) yang siap dan memiliki semangat dalam diri untuk memwujudan Morotai yang mandiri, bebas dari kesenjangan ekonomi yang begitu anjlok.
Hasil dari penelitian atau pengamatan atas CBE yang ada di Yogyakarta, singkatnya tidak buruk jika diterapkan pula di Morotai. Model-model dengan penyempurnaan disetiap masanya harusnya lebih membantu Morotai untuk menerapkannya dan menjalankannya dengan lebih mudah. Namun tentu, kecocokan model tersebut tidak lepas dari rintangan-rintangan yang menghadang. Nyatanya masih diperlukan usaha-usaha kreatif untu tdak menjadikan morotai dilihat dari perspetif landscape saja,melainkan juga harus dilihat dari perspektif lifescape. Mengingat Morototai sangat kaya dalam dua hala tersebut.
   Akhirnya pertanyaan dalam diri muncul, bagaimana kemudian pembangunan ekonomi Morotai berbasis lifescape dijalankan? Sejauh mana budaya setempat ikut andil bagian dalam proses sebab-akibat? Seorang antropolog, apa yang dapat dilakukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Journey: Mlaku-Mlaku ning Maluku